Selain menggunakan simbol, penulis karya sastra juga menggunakan majas dalam karyanya. Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Menurut Henry Guntur Tarigan, ahli bahasa, majas dapat dibagi empat sebagai berikut.
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup.Contoh Majas Personifikasi:
Baru tiga kilometer berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.Contoh Majas Metafora:
Raja Siang telah pergi ke peraduannya.
c. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti(melebih-lebihkan).Contoh Majas Hiperbola:
Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.
2. Majas Sindiran
a. Ironi
Ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dengan maksud untuk menyindir orang.Contoh Majas Ironi:
Pandai sekali kamu, Bahasa Indonesiamu mendapat nilai 4.
b. Sinisme
Sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti majas ironi, tetapi kasar.Contoh Majas Sinisme:
Itukah yang dinamakan bekerja?
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan.Contoh Majas Sarkasme:
Otakmu memang otak udang!
3. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.Contoh Majas Pleonasme:
Salju putih sudah mulai turun ke bawah.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas penegasan yang melukiskan sesuautu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali yang biasnya dipergunakan dalam pidato.Contoh Majas Repetisi:
Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebahai pembebas kita.
4. Majas Pertentangan
a. Antitesis
Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.Contoh Majas Antitesis:
Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah sesuatu ukuran nilai seorang wanita.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan. padahal, maksud sesungguhnya tidak bertentangan karena objeknya berlainan.Contoh Majas Paradoks:
Hatinya sunyi tinggal di Kota Jakarta yang ramai.
Kata bermakna kias sering digunakan dalam karya sastra. Karya sastra sering menggunakan kata kias salah satunya adalah puisi. Kata kias digunakan untuk mendapatkan unsur kepuitisan. Adanya kata menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan.
Baca : Puisi | KitaMenurut Harimurti Kridalaksana, ahli bahasa, kata kiasan disebut figure of rhetoric atau rhetorical figure. Kata kias adalah alat untuk memperluas makna kata atau kelompok kata. Kata kias digunakan untuk memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau mengasosiasikan dua benda, orang, atau peristiwa. Menurut Abrams, ahli bahasa, kata figuratif atau kata kias adalah penyimpangan makna suatu kata atau serangkaian kata agar memperoleh beberapa arti khusus atau efek khusus.